Peluang Usaha Roti

Hanya Modal 100 Ribu, Anda Sudah Bisa Memulai Usaha Roti

Aktor usaha bermodal kecil ini ialah Ambar Murtilina. Sejak dahulu Ambar Murtilina mempunyai harapan sebagai pebisnis yang sukses dan sukses. Tetapi proses ketidakberhasilan ke arah keberhasilan selalu dijumpainya. Tapi lina panggilan akrabnya, tidah gampang berserah. Awalannya tahun 2009 lalu ia mendapatkan informasi mengenai training langkah membuat roti di UKMKU bimbingan Wulan Ayodya.

Untung karena dia kebenaran menyenangi roti, selanjutnya dia ingin ketahui bagaimanakah cara pembikinannya. Karena hal itu lalu Lina berpikiran untuk membangun usaha roti. Argumen yang lain dia buka usaha ini karena roti terhitung makanan yang sigemari oleh semuanya orang, dari anak kecil sampai orang dewasa. Kembali lagi dia menjumpai masalah, rupanya membuat usaha roti itu gampang. Apa lagi ia ialah pendatang baru yang perlu berkompetisi dengan merek roti yang lain telah terlebih dahulu mendominasi pasar.

Dia kemudian membuat perbedaan di bisnisnya tersebut. Lina membuat roti tanpa bahan pengawet dengan harga yang terjangkau masyarakat. Saat itu ia mengetahui bahwa banyak roti yang menggunakan bahan pengawet dan dengan harga yang mahal. Itulah yang kemudian menjadi andalannya dan menjadi pembeda dari yang lainnya. Bisnis rotinya ini diresmikan pada 4 Maret 2009 dengan modal kecil hanya Rp 100.000. Uang itu dibelikannya untuk terigu dan aneka selai. Lina manyatakan ternyata uang 100 ribu dapat untuk membuat roti selama satu minggu. Dia juga baru menegtahui bahwa ternyata membuat roti tidak butuh banyak tepung terigu.

Contohnya di hari pertama produksi, dia hanya memerlukan 1 kg tepung. Dari 1 kilogram tepung itu ia dapat membuat 45 buah roti. Semakin hari produksi roti Lina makin berkembang dan bertambah. Dari awalnya cuma 1 kg/hari, terus bertambah sampai 10 kg/harinya. Roti yang telah diproduksi kemudian dikirim ke warung dan toko terdekat untuk dipasarkan. Saat menawarkan le toko-toko inilah Lina.

Sering mendapatkan cobaan, yaitu roti buatannya ini mendapat penolakan. Apalagi ketika mendengar roti tersebut dibuat di rumah. Beberapa pemilik toko rata-rata telah terbiasa dengan roti buatan pabrik. Dan ketika mendengar roti rumahan, mereka langsung menganggapnya aneh. Dari 15 toko yang didatangi olehnya, hanya 5 warung yang bersedia dititipi roti. Padahal Lina sudah memberikan contoh roti untuk dicoba secara cuma-cuma. Tetapi 10 lainnya tetap tidak mau.

Bukan lina namanya kalau cepat putus asa, Dia tetap mencari toko-toko lain yang mau menerima roti buatannya. Dari 20 roti yang dititipkan di satu toko, hanya satu atau dua roti yang laku. Selebihnya si pemilik warung memulangkan roti-roti tersebut. Dia bersyukur karena keadaan seperti itu tidak berjalan lama. Lina semakin bangkit dan terus memperbaiki kualitas rasa roti tersebut.

Hasilnya sangat mengejutkan. Roti-roti itu habis terjual. Sampai-sampai si pemilik warung meminta Lina untuk mengirimkan kembali roti-roti tersebut. Berhubung banyak permintaan, akhirnya beberapa toko yang sempat menolak roti buatan Lina pun berubah pikiran. Mereka segera menghubungi lina dan minta dikirimkan roti. Berhubung permintaan semakin tinggi, Lina pun mulai keteteran. Setiap hari ia mendapat telepon bertubi-tubi, pesannya hanya satu yaitu mereka minta dikirimi roti segera.

Mau tidak mau, Lina pun mengganti cara produksi roti tersebut. Ia mulai memproduksi dengan jumlah yang besar. Tak hanya itu, ia juga mengemas roti-roti itu dalam plastik bening agar terjaga kebersihannya. Setiap mengantar roti Lina akan bertanya kepada pemilik toko, apa saja kekurangan pada produknya. Dari situlah ia terus belajar dan belajar untuk menghasilkan roti yang lezat. Dia juga membuat inovasi dalam varian rasa roti. Tidak hanya roti cokelat, kacang hijau, kelapa, dan stroberi, ia juga membuat roti piza. Roti berbentuk makanan khas Italia ini dibuat mungil. Rencananya ia akan memproduksi massal roti piza setelah Lebaran tahun ini.

Tertarik menjalani Peluang Bisnis Roti dengan Modal Kecil seperti lina? Kunci suksesnya hanya pantang menyerah. Siap?